Minggu, 01 Januari 2012

Syurga hatiku hanyalah milikNya

Apa kabar hati? Kebahagiaan? Kesedihan?
Kugoreskan pena hati setelah sekian lama merasakan film kehidupan
Jika kuputar lagi tinta hidup, maka jatuhnya seperti putaran kaset dalam satu CD
Karena inilah hidup. Hidup untuk bertahan.
Bagiku hidup adalah untaian mutiara
Mensyukuri apa-apa yang kita miliki akan lebih mulia daripada mengeluhkan apa yang tidak kita miliki
Dan jika bukan karena campur tangan Sang Pemilik Skenario, aku tidak akan pernah tau apa arti keikhlasan
Oleh sebab setiap perjumpaan pasti ada perpisahan
Berfikirlah untuk memperjuangkannya
Berfikirlah untuk membuat ending yang seharusnya
Agar tidak ada alasan untuk menangis dan menyesali
Agar tidak ada alasan untuk berhenti terbang karena salah satu sayapnya sengaja kau patahkan
Ibarat sebuah karang, jika setiap detiknya diguyur derai ombak, maka suatu saat pun akan tampak berlubang
Maka itulah kesabaran. Itulah harapan
Bermimpi itu penting, tapi melangkah dari segala angan itu lebih penting
Agar ketika nanti ku terbangun, aku hanya akan melihat mimpi baru
Sesuatu yang harus diperjuangkan
Sesuatu yang harus dipertahankan itulah
Sesuatu yang tidak perlu aku menjadi pemenangnya
Tetapi sesuatu yang membuatku merasa berharga untuk menikmati hidup
***

Sahabatku,
Ketika aku menuliskan ini, ketahuilah aku sedang dalam kondisi yang tidak baik. Rumah sakit itu, setiap saat selalu berada dalam kesunyian. Ketika terdengar bunyi yang meredup redam, mengalihkan kecurigaanku untuk sesaat. Hanya rintik hujan yang belum selesai menghamburkan rizkiNya. Sebagian dengan terangnya, dan sebagian dengan gelapnya. Alangkah senang mereka yang mendapati dirinya melihat pelangi kedamaian.
Sahabatku, hidup adalah pembelajaran. Belajar dari melihat, membaca, dan merasakan. Belajar dari kesabaran Nabi Ayyub dan ketegaran Nabi Ibrahim. Belajar dari keikhlasan cinta Ali dan Fatimah. Dan tentu saja, belajar dari kesuksesan dakwah Rasulullah.
Sahabat, jika menurutmu aku punya posisi penting dalam lembar tulisan ini, maka izinkanlah kita merenungi ayat cinta dari Sang Pencinta. Karena hanya Ia satu-satunya Sang Maha Cinta. Menurunkan firman-firman kelembutan bagi para pendosa. Dan yang tak pernah lelah menunggu manusia untuk kembali di jalanNya.
Allah, sungguh. Memang hanya Engkau. Menuliskannya membuat hatiku bergetar. Memikirkannya membuatku tak sanggup  berkata.
dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh, Dia Maha Perkasa, Maha Bijaksana” (QS. Al-Anfal:63)
Apakah tidak terfikir olehmu betapa luar biasanya? Betapa teramat sayang Ia pada orang-orang beriman? Mereka yang berada di belahan dunia. Mereka yang berjuang mengatasnamakan negara dan cintaNya. Para syuhada yang tak gentar menyebutkan keesaan asma Allah. Apa yang membuat hatimu tergerak selain oleh karena rasa kemanusiaan? Apa yang membuatmu merasa tidak nyaman atas bahagia yang kau dapatkan, di sisi lain mereka membutuhkan dekapan pertolongan? Itulah islam. Islam adalah satu tubuh. Ketika matamu mengeluarkan airmata kepedihan maka tanganlah yang akan menghapusnya.  Itulah islam. Tidak terpisahkan oleh ruang dan waktu. Dimanapun komunitas mereka, sejauh dan seekstrim apapun kondisinya. Ketahuilah persaudaraan islam itu terletak di jiwa, bukan toritorial apalagi masa. Jika Allah berkehendak, maka kau pun akan ikut merasakan hadirnya. Kehadiran sebentuk kasih sayang,  kehangatan persahabatan dan persaudaraan.
Ingatlah sahabatku, hati hanyalah segumpal daging. Daging yang darinya lah terpancar berbagai emosi dan fitrah manusia. Jika daging itu baik, maka akan baiklah seluruh amalnya. Hati manusia hanya Allah yang menggenggam. Hati manusia hanya Allah yang mampu membolak-balikkanmya. Janganlah kau menyatakan kepastian di dalam hatimu sesuatu yang tidak kamu istikharahkan. Seseorang yang baru kemarin tertawa kini akan menangis. Seseorang yang terlalu membenci pun suatu saat akan mencintai. Karenanya janganlah kamu berlebihan menanggapi apa yang tersimpan dalam hatimu. Percayakan semua pada Allah. Jagalah semuanya untuk Allah saja, niscaya kamu tidak menemui muara kekecewaan.
“Demi kemuliaan dan kebesaranKu dan juga demi kemurahan dan ketinggian kedudukanKu di atas Arsy.  Aku akan mematahkan harapan orang yg berharap kepada selain Aku dengan kekecewaan.  Akan Aku pakaikan kepadanya pakaian kehinaan di mata manusia.  Aku singkirkan ia dari dekatKu, lalu Kuputuskan hubunganKu dengannya. Mengapa ia berharap kepada selain Aku ketika dirinya sedang berada dalam kesulitan.  Padahal sesungguhnya kesulitan itu berada di tanganKu dan hanya Aku yang dapat menyingkirkannya?  Mengapa ia berharap pada selain Aku dengan mengetuk pintu-pintu lain padahal pintu-pintu itu tertutup? Padahal hanya pintuKu yang terbuka bagi siapapun yang berdoa memohon pertolongan dariKu.  Siapakah yang pernah mengharapkan Aku untuk menghalau kesulitannya lalu Aku kecewakan?  Siapakah yang pernah mengharapkan Aku karena dosa-dosanya yg besar, lalu Aku putuskan harapannya?  Siapakah pula yang pernah mengetuk pintuKu lalu tidak Aku bukakan?
Maka sahabatku, pintalah yang terbaik pada Allah. Dia mengetahui sedangkan kita tidak mengetahui.  Luruskan niat dan kembalikan semua pada keputusanNya. Sesungguhnya segala yang baik itu pasti berbuah syurga. Bagaimana mungkin kita berharap ending yang manis jika permulaannya saja terasa meragukan? Oh Allah, sesungguhnya hanya kepadaMulah kami berserah diri.
Maka Laa Tahzaan. Temukanlah arti kebahagiaan dan hadapi roda kehidupan dengan senyuman terbaik. Believe ^__^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar