Selasa, 08 Mei 2012

Perbaikan untuk kebaikan

Setiap kegagalan bermakna agar kita melakukan pendekatan dengan cara yang baru. Jangan mengukur seseorang dari berapa kali ia mengalami jatuh ataupun gagal. Namun lihatlah sejauh mana ia mampu bangkit kembali. Begitulah kebersahajaannya dimulai. Apakah ia memilih untuk tetap terpuruk. Duduk. Termenung. Menangisi perih. Mengutuk kegelapan. Ataukah ia memilih jalur sebaliknya? Maka subhanallah, itulah manusia. Diberi kemampuan oleh Allah untuk bertahan dan memaknai kehidupan. Di sinilah peran ketabahan mutlak diperlukan. Butuh batu loncatan untuk memperbaharui kinerja dalam diri yang selanjutnya. Karena sejarah tidak pernah mengabadikan foto perjalanan tanpa kisah rintangan di dalamnya.

Namun aku meyakini suatu kebenaran, bahwa ada suatu lonjakan dalam skenario perjalanan Tuhan. Suatu ketika seorang mahasiswa muslim tengah bercerita. Bahwa ketika Allah memberikannya nilai D yang artinya tidak lulus maka Allah sedang mengujinya karena ia dianggap mampu menghadapi ujian itu. Pun ketika Allah menjadikan satu dari sekian banyak mata kuliahnya bernilai E dan lantaran itu ia menjadi harus memperpanjang masa kuliah satu tahun lagi, maka ia tancapkan dalam hati bahwa itu semata-mata bukan karena kesibukannya dalam hal lain termasuk dakwah, tapi hanya karena Allah ingin mengujinya dan dianggap ia mampu menyelesaikannya. Memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik dalam proses pencapaian itu.

Sahabatku, memang tidak semua yang kita inginkan bisa tercapai. Namun bukan menjadi alasan untuk menyerah pada impian yang telah kau canangkan 3 cm di luar kepala. Mimpi ada untuk dikejar, segala bahagia hanya diri yang menentukan. Bersabarlah kamu dan raih buah keikhlasan dari mutiara peluhmu. Kembali pada posisi hatimu yang mencintai. Cinta terhadap perjuangan di jalanNya. Cinta pada cinta itu sendiri. Karena sesungguhnya kata cinta bukan untuk sebuah luka. Tetapi apresiasi dari kebahagiaan. Oleh karena seperti itulah kehidupan. Sebagian dengan terangnya, dan sebagian dengan gelapnya. Tak perlu kau adukan lagi. Karena matahari telah adil menyinari bumi. 


“Sesungguhnya Allah menjadikan rahmat (kasih sayang) seratus bagian, maka dipeganglah di sisi-Nya sembilan puluh sembilan bagian dan diturunkannya satu bagian untuk seluruh makhluk-Nya, sekiranya orang-orang kafir mengetahui setiap rahmat (kasih sayang) yang ada di sisi Allah, niscaya mereka tidak akan berputus asa untuk memperoleh surga, dan sekiranya orang-orang mukmin mengetahui setiap siksa yang ada di sisi Allah, maka ia tidak akan merasa aman dari neraka”
(HR Bukhari).

Teruslah memperbaiki diri, sungguh kasih sayang Allah jauh lebih besar dari murkaNya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar