Colchicine Senyawa Hebat yang Mampu Menggandakan Kromosom
Oleh : Arhamin Kr
Upaya rekayasa genetika saat ini menjadi trend dalam pengembangan bioteknologi. Berbagai kelebihan dan keunikan dapat dihasilkan dengan teknologi ini, namun tidak dapat dipungkiri bahwa dengan melakukan rekayasa genetika akan ada kemungkinan terjadi suatu kekurangan. Para ilmuwan menyadari itu dan khusus dari dunia flora telah ada teknologi yang mampu menggandakan kromosom sehingga tanaman baru yang nanti akan dihasilkan dapat maksimal. Namun banyak yang belum mengerti teknisnya, sehingga dikenal dalam kalangan terbatas. Penggandaan kromosom merupakan suatu upaya melipatgandakankan kromosom dalam suatu organisme (dalam hal ini khususnya tumbuhan) sehingga diharapkan akan ada suatu kelebihan yang terjadi dan tidak mengurangi atau mengubah genetik induk asalnya. Dengan kata lain tidak ada rekayasa genetika dalam hal ini. Organisme yang mempunyai lebih dari dua set kromosom atau genom dalam sel somatisnya ini juga sering disebut tumbuhan poliploid.
Dengan tergandakannya kromosom dalam suatu tanaman atau spesies, maka kita akan melihat hasil yang menakjubkan. Tanaman tersebut akan menjadi "Giant", kita akan melihat mekarnya bunga melati dengan ukuran ukuran yang luar biasa, kita akan melihat anggrek yang lebih mempesona, kita akan melipatgandakan hasil panen para petani, kita akan menemukan berbagai jenis tanaman unggul masa depan.
Colchicine merupakan senyawa yang memiliki kemampuan menggandakan kromosom tersebut. Apa itu colchicine? Colchicine merupakan senyawa alkaloid yang dihasilkan dari ekstrak umbi dan akar tanaman Colchicum autumnale Linn. Rumus kimia dari senyawa ini adalah C22H25O6N, warnanya kuning pucat dan biasanya akan berubah bila terkena cahaya. Colchicine tersedia dalam bentuk bubuk, dapat larut dalam air, ether, dan benzene, serta sangat aktif dalam konsentrasi rendah. Konsentrasi colchicine yang digunakan bersifat sangat kritis, konsentrasi yang beragam menyebabkan pengaruh yang beragam juga (Eigsti dan Austin, 1957).
Poespodarsono (1988), menyatakan bahwa ada beberapa ciri tumbuhan poliploid yaitu inti dan isi sel lebih besar, daun dan bunga bertambah besar, dan dapat terjadi perubahan senyawa kimia termasuk peningkatan atau perubahan pada macam/proporsi karbohidrat, protein, vitamin atau alkaloid. Kepekaan terhadap perlakuan colchicine berbeda di antara spesies tanaman, oleh karena itu baik konsentrasi maupun waktu perlakuan akan berbeda untuk setiap spesies, bahkan untuk bagian tanaman yang berbeda, konsentrasi dan waktu perlakuan akan berbeda pula.
Secara umum, ada dua teknik pemakaian colchicine yaitu "Drop Method", mengoleskan atau meneteskan larutan colchicine pada bagian tanaman yang sedang meristematik, dan "Agar Kapsul Method", diberikan dalam bentuk campuran agar yang dibalutkan pada bagian tanaman yang meristem (Soetarso, 1978 dalam Jenimar, 1988). Namun teknik ini dapat dikembangkan dengan pertimbangan dan analisa-analisa tertentu sesuai dengan spesiesnya.
PUSTAKA ACUAN :
Eigsti, O. J. dan P. Dustin Jr. 1957. Colchicine in Agriculture, Medicine, Biology and Cemistry. United State of America : The Iowa State College Press.
Jenimar. 1988. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Pemberian Colchicine terhadap Mata Okulasi Dini Tanaman Karet (Hevea brasiliensis) [Tesis]. Bogor : Fakultas Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor Program Pengumpulan Kredit (KPK) Universitas Sumatera Utara.
Poespodarsono, S. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Bogor : Pusat Antar Universitas Bekerjasama dengan Lembaga Sumber Informasi Institut Pertanian Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar