Layaknya iman yang terkadang menanjak dan kadang menurun, maka begitu pula dengan semangat kita. Sifatnya manusia memang begitu, terkadang kita sendiri terjebak dengan "semangat" ini. Menjadi maraklah saat ini atau beberapa tahun ke depan dan mungkin akan terus ada yang namanya berbagai pelatihan, training, di bidang pengembangan diri. karena konon katanya, dengan mengikuti kegiatan tersebut dapat membuat kita memiliki semangat baru, ide baru, gairah baru untuk terus memperbaiki diri, mengembangkan diri dan mengukir prestasi kehidupan.
Mungkin itu yang membuat orang - orang di kota terlihat lebih bersemangat, setiap hari berjibaku dengan yang namanya "ikan pepes" KRL, merayap di jalanan dengan kereta dan kuda besinya yang terkadang harus bermandikan hujan. Tapi itu tak menjadi soal untuk tidak mengukir prestasi, untuk tidak bersemangat. Tempat pelatihan pengembangan diri menjadi pelepas penat dan dahaga, atau bahasa anak mudanya "tempat ngecas" diri. Lain halnya dengan orang - orang di desa yang tak mendapatkan fasilitas itu, yang ada hanya bagaimana kita bisa makan. Kalau pun ada yang bersemangat membangun perubahan itu pasti ada faktor X. Jadi kalaupun mau mencapai Indonesia Emas, mesti merata memberikan pelatihannya. Bukan hanya untuk kalangan tertentu yang ber"duit" saja. Hehehehehe...Pisss...
Tapi apapun itu, menurut saya fasilitas - fasilitas itu hanyalah sebuah fasilitas. walaupun sebanyak apa diikuti, walaupun begitu mewah dan berkelasnya, tetap saja tidak akan bermanfaat kalau tidak ada semangat dari jiwa kita sendiri. Maka tak salah bila kita renungkan kalimat ini "Tak penting berapa kali anda jatuh, tapi yang terpenting adalah bagaimana anda bangkit dan apa yang membuat anda bangkit".
Iya, TITIK BALIK lah kata kuncinya. Setiap orang besar di dunia ini pasti memiliki titik balik yang membuat dia terus memperbaiki diri dan berjuang mencapai makna kesuksesan bagi dirinya.
Mungkin itu yang membuat orang - orang di kota terlihat lebih bersemangat, setiap hari berjibaku dengan yang namanya "ikan pepes" KRL, merayap di jalanan dengan kereta dan kuda besinya yang terkadang harus bermandikan hujan. Tapi itu tak menjadi soal untuk tidak mengukir prestasi, untuk tidak bersemangat. Tempat pelatihan pengembangan diri menjadi pelepas penat dan dahaga, atau bahasa anak mudanya "tempat ngecas" diri. Lain halnya dengan orang - orang di desa yang tak mendapatkan fasilitas itu, yang ada hanya bagaimana kita bisa makan. Kalau pun ada yang bersemangat membangun perubahan itu pasti ada faktor X. Jadi kalaupun mau mencapai Indonesia Emas, mesti merata memberikan pelatihannya. Bukan hanya untuk kalangan tertentu yang ber"duit" saja. Hehehehehe...Pisss...
Tapi apapun itu, menurut saya fasilitas - fasilitas itu hanyalah sebuah fasilitas. walaupun sebanyak apa diikuti, walaupun begitu mewah dan berkelasnya, tetap saja tidak akan bermanfaat kalau tidak ada semangat dari jiwa kita sendiri. Maka tak salah bila kita renungkan kalimat ini "Tak penting berapa kali anda jatuh, tapi yang terpenting adalah bagaimana anda bangkit dan apa yang membuat anda bangkit".
Iya, TITIK BALIK lah kata kuncinya. Setiap orang besar di dunia ini pasti memiliki titik balik yang membuat dia terus memperbaiki diri dan berjuang mencapai makna kesuksesan bagi dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar